TUGAS IMUNOSEROLOGI I
DOSEN : ANITA PRAMAWATI, SKM
NAMA PENYUSUN :
TANOSIDA K.
TARI SUSANTI
DEBY C.M.
HANDRIANI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
PUTRA JAYA BATAM
KATA PENGANTAR
Syukur yang tidak terhingga penulis
hanturkan kepada Allah swt yang telah
memberikan nikmat berupa kesehatan jasmani, dan rohani kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah
Parasitologi I di Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Batam. Dan tak lupa
shalawat yang tiada henti-hentinya, serta rasa kagum yang mendalam kepada
pemimpin umat yakni Rasulullah saw,
pahlawan yang tidak pernah hilang sepanjang zaman. Adapun makalah ini dibuat bukan hanya sebagai
kelengkapan tugas, melainkan juga sebagai pembelajaran mahasiswa agar dapat
lebih memahami materi imunoserologi
I lebih mendalam.
Makalah ini menjelaskan perbandingan antara penyakit cikungunya,
demam berdarah dan malaria .Yang tentunya
pembahasan makalah ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Ucapan terima
kasih kepada Dosen penulis yaitu: Ibu Anita Pramawati,
SKM yang telah memberikan tugas ini, yang tujuannya adalah membuat mahasiswa
aktif mencari bahan atau referensi selain yang diberikan pada saat perkuliahan
berlangsung. Serta memberikan pemahaman materi yang lebih mendalam kepada
mahasiswa tersebut. Untuk yang terakhir, penulis mohon maaf jika dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan, dan penulis harapkan saran serta kritik
pembaca dibutuhkan untuk membangun penulis menjadi lebih baik dalam masa mendatang.
Batam,
26 Mei 2012,
Penyusun
DAFTAR ISI
NAMA PENYUSUN............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1 Definisi dan pengenalan............................................................................. ........ 3
2.2 Morfologi dan struktur........................................................................................ 5
2.3 Penyebab penyakit............................................................................................... 7
2.4 Masa inkubasi...................................................................................................... 9
2.5 Distribusi geografik............................................................................................. 10
2.6 Cara penularan..................................................................................................... 11
2.7 Tanda dan gejala penderita.................................................................................. 12
2.8 Penanganan.......................................................................................................... 17
2.9 Pencegahan.......................................................................................................... 19
2.10 Diagnosis........................................................................................................... 24
2.11 Pengobatan........................................................................................................ 25
2.12 Epidemiologi...................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 30
DAFTAR GAMBAR
1.1 Cikungunya.......................................................................................................... 31
1.2 Demam berdarah.................................................................................................. 32
1.3 Malaria................................................................................................................. 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit
demam berdarah dengue menjadi momok tiap tahun. Insiden di Indonesia antara 6
hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejadian Luar Biasa hingga 35 per 100.000 penduduk
pada tahun 1998(IPD,2007), hingga medio 2005 masih ada daerah berstatus
Kejadian Luar Biasa, sampai mei tahun 2005 di seluruh Indonesia tercatat 28.224
kasus dengan jumlah kematian 348 orang, hingga awal oktober 2005 kasus demam
berdarah dengue di 33 propinsi tercatat 50.196 kasus dengan 701 diantaranya
meninggal.
Pada kasus lain sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada
tahun 1999,
selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa
demam Chikungunya terjadi
di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulanOktober.
Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit
lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang
tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai
3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Tidak kalah dari kasus yang diatas, Malaria masih
merupakan penyakit “rakyat” nomor satu di Indonesia, tersebar luas di seluruh
kepulauan Indonesia Menurut perkiraan kasar dr Leimena (tahun 1958) jumlah
penderita malaria ada sebesar 30.000.000 setahun. Kematiannya sebesar 12.000
setahun. Berdasarkan data didapatkan kesimpulan bahwa penyakit pada kasus-kasus
diatas tidak boleh main-main dalam penanganannya. Dan karena hal itu, maka
dipandang sangat perlu untuk melakukan pembahasan dalam bentuk makalah yang
berfokus pada perbandingan dari kasus yang dipaparkan
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui secara
khusus perbedaan dari penyakit yang disebabkan virus cikungunya dengan dengue
dan dengan plasmodium malaria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan pengenalan
2.1.1 Cikungunya
Chikungunya berasal dari
bahasa Swahili berdasarkan
gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung,
mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).
Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada,
terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
Selain kasus demam berdarah yang
merebak di sejumlah wilayah Indonesia,
masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala
penyakit ini termasuk demam mendadak
yang mencapai 39 derajat C,
nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan
serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan
bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival
injection dan sedikit fotofobia.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan
akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah
mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.
2.1.2 DBD
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi
yang disebabkan virus dengue yang menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah, kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan. Perdarahan yang vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini
adalah Nyamuk Aedes Aegipty. Virus
dengue merupakan virus dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae
Penyakit Demam Berdarah
atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air
laut. Namun menurut kepala Puskesmas Kepanjen Malang, dokter Hadi dikatakan
belakangan kasus DBD bahkan ditemukan di puncak gunung Semeru. Jadi dimanapun
kita harus tetap waspada.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. (http://id.wikipedia.org/wiki/demam berdarah).
Demam
berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya
berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi
dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia
remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah,
nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta
munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali
dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi,
pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah,
pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat
saat menstruasi (menorrhagia).
Demam
berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD)
biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah
dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau
pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan
sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan,
trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan
pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat
keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya
kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam
tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan
terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan
darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat,
pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila
tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom
Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang
terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang
terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai
dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok
(mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari
demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah
tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi
biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami
infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat
berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan
tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal
pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat
bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan
tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok
akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan
kembalinya nafsu makan.
2.1.3 Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh parasit ( plasmodium ) yang ditularkan oleh nyamuk malaria ( Anopheles ).
Secara epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang orang baik laki-laki
maupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai
orang dewasa.
Plasmodium malaria.
Seperti yang kita kenal beberapa macam plasmodium malaria, yaitu :
1.
Plasmodium Vivax
2.
Plasmodium Ovale
3.
Plasmodium Falsifarum
4.
Plasmodium Malariae
5.
Plasmodium Knowlesi ( Baru ditemukan di malaysia ).
2.2 Morfologi dan struktur
2.2.1 Cikungunya
a. RNA
-
Polaritas positif
-
Segmen tunggal
b. Virion
-
Berselubung
-
Nukleokapsid berbentuk ikosahedral
-
Tersusun atas tiga sampai empat jenis protein utama
-
Protein selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi.
-
Diameter virion 60-70 nm
Replikasi di
sitoplasma dan morfogenesis melalui proses budding di membran sel.
2.2.2 DBD
Morfologi virus
dengue :
-
Berbentuk sferik diameter 50 nm
-
Memiliki selubung yang berperan penting pada
perlekatan virus dengan sel hospes pada reaksi hemaglutinasi dan reaksi
netralisasi.
-
Genom virus terdiri dari RNA untai tunggal yang dapat
langsung bertindak mRNA
-
Tidak mempunyai poliadenosin pada ujung 3’.
-
Gen yang mengatur sintesis protein struktural
sekitar seperempat bagian dari genom dan terletak pada bagian ujung 5’.
Protein
struktural terdiri dari :
-
Protein selubung (E)
-
Protein pramembran (prM)
-
Protein membran (M)
-
Protein inti (C) merupakan 25 % dari total protein.
Protein
nonstruktural terdiri dari (Protein viral 75 %) :
-
NS-1
-
NS-2
-
NS-3
-
NS-4
-
NS-5
Protein
yang berperan merangsang respon imun yang tertinggi adalah protein E, kemudian protein
prM dan protein C, sedangkan untuk nonstruktural adalah NS-1.
Ciri-ciri nyamuk penular demam
berdarah :
- Badannya kecil
- Warnanya hitam dengan belang-belang
putih
- Kalau hinggap, badannya mendatar
- Hidup dirumah dan sekitarnya
- Suka ditempat yang terlindungi sinar
matahari seperti pakaian yang bergantungan
- Bersarang ditempat tempat
penampungan air dan tempat –tempat yang berisi air jernih didalam rumah dan
pekarangan.
- Jarak terbangnya kurang dari 100
meter
- Senang menggigit manusia.
2.2.3 Malaria
Morfologi dari parasit
malaria dipelajari dengan membuat sediaan darah tipis dan tetes darah tebal
pada waktu siklus schizogoni.
Perubahan pada eritrosit
Pada plasmodium malaria
tidak mengalami perubahan
Bentuk parasit dalam stadium tertentu
Pada Plasmodium malariae semua stadia dari
parasit ini dapat ditemukan dalam darah tepi. Bentuk termudanya adalah ring
form dengan ukuran 2,5 mikron. Ada 2
bentuk karakteristik pada Plasmodium malariae ini yakni terjadi pada stadium
tropozoit dewasa atau growing trophozoit. Berikut uraiannya :
a. Bentuk amoeboid
dengan pigment malaria berwarna coklat yang terkonsentrasi ditepi parasit dan
vakuola yang hampir tidak terlihat.
b. Band form, karena
parasit berbentuk seperti pita melingkari ekuator eritrosit dengan pigment
malaria terletak ditepi parasit berhadapan dengan chromatin disisi yang lain.
Ciri khas lain dari Plasmodium malariae adalah inclusion
bodiesnya. Dengan pewarnaan khusus dapat dilihat adanya Ziemann’s stippling
pada stadium trophozoit muda. Inclusion bodies tampak seperti Schuffner’s dot
namun lebih halus.
Stadium schizont muda
hampir sama bentuknya dengan Plasmodium falciparum, tetapi schizont tuanya
seperti bentuk rosette dengan ukuran 6,5 – 7 mikron. Dalam stadium ini parasit
berbentuk seperti bunga mawar dan terdiri dari 6 – 12 (biasanya 8) sel
(merozoite) besar yang mengelilingi pigment malaria.
Macrogametocyte dan microgametocyte
berbentuk seperti pada Plasmodium vivax.
Untuk membedakannya hanya melalui ukuran eritrosit yang terinfeksi
2.3 Penyebab penyakit
2.3.1 Cikungunya
Chikungunya adalah sejenis demam virus
yang disebabkan alphavirus yang
disebarkan oleh gigitan nyamuk dari
spesies Aedes aegypti.
Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makonde yang
berarti "yang melengkung ke atas", merujuk kepada tubuh yang
membungkuk akibat gejala-gejala arthritis penyakit
ini.
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan
ditularkan lewat nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam
berdarah dengue.
Meski masih "bersaudara" dengan demam
berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebabkan
oleh sejenis virus yang
disebut virus Chikungunya. Virus Chikungunya ini
masuk keluarga Togaviridae, genus alpha virus.
2.3.2 DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh empat
macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat
virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses). Dan keempat
tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain
Jakarta dan Yogyakarta.
Dari empat tipe virus yang banyak berkembang di masyarakat
adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3.
Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi –
silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat
terjadi. Seseorang dapat
terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun
jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem
imun tubuh yang terbentuk.
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah
meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi
pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita,
seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari
ras Kaukasia.
2.3.3 Malaria
Malaria
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan
gejala-gejala demam, anemia dan splenomegali
Penyakit
ini di tukarkan oleh nyamuk anofeles. Empat spesies plasmodium yang menyerang
manusia yaitu “ Plasmodium Vivax “, ( malaria tertiana ) “, Plasmodium
falcifarum “, ( malaria trofikal ) “, Plasmodium malariae “ ( malaria quratana
), dan Plasmodium ovale “ ( malaria ovale). Malaria
juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vetebra lainnya, dan
hospes definitif, yaitu nyamuk Anopheles.
Malaria
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh plasmodium, yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk malaria ( anopheles ), dapat menyerang semua orang baik
laki-laki maupun perempuan.
2.4 Masa inkubasi
2.4.1 Cikungunya
Masa inkubasinya adalah
2-4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 sampai 10 hari.
2.4.2 DBD
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3-15 hari orang yang
tertular dapat mengalmi / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk
berikut ini, yaitu :
·
Bentuk Abortif, penderita tidak merasakan
suatu gejala apapun.
·
Dengue klasik, penderita mengalami demam
tinggi selama 4-7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti bercak-bercak
perdarahan di bawah kulit.
·
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam
Berdarah Dengue / DBD) gejalanya sama dengan klasik di tambah dengan
perdarahan dari hidung, mulut, dubur dan sebagainya.
·
Dengue syok sindrom, gejalanya sama
dengan DBD di tambah syok / presyok. Pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada
penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita
yang di duga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus
segera di bawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat
mengalami syok / kematian.
2.4.3 Malaria
Plasmodium malariae penyebab malariae
quartana, masa inkubasi 18 – 40 hari.
2.5. Distribusi geografik
2.5.1 Cikungunya
Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian
luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan
pertama kali di Samarinda pada
tahun 1973, kemudian berjangkit
di Kuala
Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001).
Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada
tahun 1999,
selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa
demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober.
Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang
tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa
dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
2.5.2 DBD
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan
subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang
lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya
terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
2.5.3 Malaria
Malaria merupakan
penyakit endemik di lebih dari 100 negara di Afrika, Asia, Oceania dan Amerika
Selatan dan Tengah serta di beberapa kepulauan Caribia. Diperkirakan 55 %
penderita malaria terinfeksi oleh Plasmoium
vivax, untuk sekitar 40 % Plasmodium
falciparum disekitar suhu yang tidak lebih rendah dari 210C.
Sedangkan Plasmodium malariae sekitar
1 – 5 % dan Plasmodium ovale kurang dari 1 % kasus malaria di Afrika dan
Vietnam.
2.6 Cara penularan
2.6.1 Cikungunya
Cikungunya disebarkan kepada manusia
oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang mengisap darah dari penderita Cikungunya kemudian menggigit orang
lain yang sehat membuat virus yang ada berpindah ke orang yang sehat dan akan
menyebabkan orang tersebut menderita Cikungunya.
2.6.2 DBD
Demam
berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang
mengisap darah dari penderita Demam Berdarah Dengue kemudian menggigit orang
lain yang sehat membuat virus yang ada berpindah ke orang yang sehat dan akan menyebabkan
orang tersebut menderita demam
berdarah.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan
vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes
aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah
vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat
membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari,
nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia
sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue
yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue,
serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila
digigit oleh vektor nyamuk.
2.6.3 Malaria
Penyakit malaria ditularkan melalui
gigitan nyamuk malaria (
anopheles ). Bila nyamuk anopheles mengigit orng yang sakit malaria, maka parasit akan ikut
terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut
berkembang biak. Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit orang
sehat, maka parasit tersebut akan di tularkan ke orang tersebut. Di dalam tubuh
manusia parasit akan berkembang biak, menyerang sel-sel darah merah. Dalam wktu
kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit malaria.
Penularan penyakit malaria melalui perantara gigitan
nyamuk anopheles sp. Di Indonesia terdapat 93 spesies anopheles yang dapat
merupakan vektor penyakit malaria.
2.7 Tanda dan Gejala Penderita
2.7.1 Cikungunya
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah
tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena
salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga
timbul rasa sakit pada tulang-tulang,
ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan
sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. virus ini
dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara
lain Aedes aegypti. virus yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. virus menyerang
semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis.
Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi
selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak
kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu
muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu.
Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya
diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah
bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan
sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak
hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai
perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam
berdarah dengue,
pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock)
maupun kematian.
Gejala-Gejala
Demam Chikungunya :
- Demam tinggi (390C)
- Nyeri pada persendian (gejala khas demam chikungunya)
- Tidak nafsu makan
- Lemah
- Mual
- Sakit kepala
- Timbul ruam merah seperti pada gejala demam berdarah
- Fotophobia ringan
Gejala utama sakit chikungunya ini
adalah demam secara tiba-tiba diikuti dengan linu di persendian, pegal-pegal,
ngilu, sakit pada tulang, sakit kepala, panas tinggi, mata merah, loyo, tidak
ada nafsu makan dan sebagian kasus dijumpai mual-mual dan setelah kurang lebih
3-5 hari baru muncul ruam-ruam.
Gejalanya
sangat mirip dengan penyakit demam berdarah, karena memang nyamuknya
sama,hanya berbeda yang diserang saja.
Sampai saat ini sangat susah membedakan anatara gejala
awal sakit demam berdarah dan chikungunya selain lewat tes darah atau nyeri
persendian.
2.7.2 DBD
Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang
pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami
infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk
di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala
penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya.
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya :
- demam secara tiba-tiba 2-7 hari, disertai sakit kepala
berat,
- sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia)
- ruam; ruam demam berdarah mempunyai
ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah
badan – pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir
seluruh tubuh.
- Pendarahan pada hidung dan gusi.
- Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan
kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare.
Karena seringnya terjadi
perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh
karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam
tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat
sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. Pasien
demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan
pada kulit, penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan
dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera, demam
berdarah dengue dapat menyebabkan kematian.
Gejala demam berdarah sulit di deteksi pada saat awal
karena gejala demam berdarah terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1.
Suhu tubuh 380C atau lebih dan tidak turun
terus menerus dari pagi hingga malam.
2.
Sakit kepala, lemah, nafsu makan berkurang,
muntah, nyeri pada otot, tulang & persendian.
3.
Pemeriksaan penunjang yaitu trombosit di
bawah 100.000
Gejala
demam yang diikuti dengan perdarahan dan gejala shok :
1.
Gejala demam berlanjut dengan demam tinggi,
dapat di ikuti dengan kejang, muntah.
2.
Terdapat bintik-bintik merah di lengan.
3.
Terjadi perdarahan spontan, bisa
perdarahan di kulit, mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, atau buang air
besar di sertai darah baik demam atau tidak. Terjadi kegagalan sirkulasi darah,
denyut nadi lemak namun cepat (bisa sampai 150 X / menit), tekanan
darah turun, tampak kulit menjadi dingin terutama di ujung jari, bibir biru,
pucat, tubuh lemah dan gelisah.
4.
Shok berat di mana tensi
dan nadi tidak terukur.
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa
luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue
(hemoragik), dan sindrom syok dengue
Beberapa penderita
kehilangan kesadarannya. Keadaan ini disebut Dengue Shock. Shock ini menyerupai
shock akibat penyakit kolera.
Salah satu gejala demam berdarah adalah munculnya ruam
pada kulit
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa
luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue
(hemoragik), dan sindrom syok dengue
Gejala pada penyakit
demam berdarah diawali dengan :
1. Demam tinggi
yang mendadak 2 - 7 hari ( 38' C - 40' C )
2. Manisfestasi pendarahan, dengan bentuk : uji
tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3. Hepatomegali ( pembesaran hati )
4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan
sistolik 80 mmHg atau lebih rendah
5. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit
sampai 100.000 / mm3.
6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai anoreksi, lemah,
mual, muntah, sakit perut, diare, kejang dan sakit kepala.
8. Pendarahan pada hidung dan gusi.
9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah
pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
2.7.3 Malaria
Gejala penyakit malaria sering
kita jumpai sebagai berikut :
Gejala malaria ringan :
Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala
- Pucat karena kurang darah
- Kadang-kadang di mulai dengan badan terasa lemah, mual/muntah tidak nafsu makan.
- Gejala spesifik daerah, seperti diare pada anak
Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala
- Pucat karena kurang darah
- Kadang-kadang di mulai dengan badan terasa lemah, mual/muntah tidak nafsu makan.
- Gejala spesifik daerah, seperti diare pada anak
Gejala malaria Berat :
- Kejang-kejang
- Kehilangan kesadaran
- Kuning pada mata
- Panas tinggi
- Kencing berwarna the tua
- Nafas cepat
- Muntah terus
- Pingsan sampai koma
Tanda & Gejala /
Manifestasi Klinis
1. Mengigil
( 15 Menit – 1 Jam )
2. Mendadak
panas ( 2 – 6 Jam )
3. Berkeringat
banyak ( 2 – 4 Jam )
4. Suhu
badan menurun
5. Anemia
6. Splenomegali
( Pembesaran Limpa )
7. Ikterus
( Hemolisis & Gangguan Hepar )
Patogenesis
Ada 2 cara yaitu :
1.
Alami dengan cara Melalui
gigitan nyamuk ketubuh manusia.
2.
Induksi dengan cara stadium
asexual dalam eritrosit keadalam darah manusia melalui transfuse, suntikan,
pada BBL ( Bayi Baru Lahir ) melalui plasenta Ibu Untuk terinfeksi ( Kongenital
)
Komplikasi
Kejang
Demam
Penurunan
Keasadaran
Perdarahan
pada ginjal, kambuh bila daya tahan tubuh penderita rendah.
2.8 Penanganan
2.8.1 Cikungunya
Penangganan
demam chikungunya:
- Minum obat penurun demam (paracetamol)
- Melapor kepada petugas kesehatan yang terdekat jika
panas tidak sembuh selama lebih dari 2 hari setelah pemberian obat
- Minum obat pengurang rasa sakit (aspirin)
- Jika menderita nyeri persendian yang hebat sebaiknya
tidak bekerja terlalu keras terlebih dahulu karena dapat memperparah nyeri
sendi tersebut
- Meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu dengan cara :
Mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi, minum sari buah-buahan segar,
serta istirahat yang cukup
2.8.2 DBD
Bila terjadi gejala di atas seseorang perlu segera
dilarikan kerumah sakit. Dalam penanganannya yang di utamakan adalah pemberian
cairan bisa dalam bentuk apa saja, cairan yang di minum maupun cairan infus.
Pada keadaan shok umumnya pemberian cairan hanya dapat melalui infus. Selama
fase kritis cairan harus cukup. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih berat. Pasien umumnya sulit tertolong bila datang ke
rumah sakit sudah dengan gejala kegagalan sirkulasi atau shok.
2.8.3 Malaria
a. Tindakan-tindakan
terhadap manusia
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat terhindar dari
penyakit malaria dengan usahanya sendiri, misalnya tidur berkelambu dll.
- Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber
penularan.
b. Tindakan-tindakan
terhadap Plasmodium sp.
Dengan obat-obatan anti malaria seperti: kina, paludrine, choloroquine,
primaquine, semua Plasmodium sp yang terdapat dalam tubuh penderita dibunuh.
c. Tindakan terhadap vektor
penyakitnya
- Usaha untuk membasmi larva (jentik-jentik)nya
o Mempergunakan larvacida misalnya malariol.
o Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik.
o Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk-nyamuk.
- Usaha untuk membunuh imagonya (serangga dewasa)
Dengan insectisida, misalnya:
D.D.T, pyrethrum dsb. Bila Anopheles bersentuhan dengan insectisida, akan mati
dalam waktu 24-48 jam.
2.9 Pencegahan
2.9.1 Cikungunya
Dengan mencegah gigitan
nyamuk, juga memberantas tempat perindukan nyamuk dengan cara 3M.
2.9.2 DBD
Kebanyakan dari masyarakat
menganggap remeh program 3M (Mutup, Menguras, dan Menimbun) pemerintah. 3M
sudah sering digembar-gemborkan pemerintah, namun tak kunjung diikuti oleh
masyarakat, sehingga angka kejadian demam berdarah dan chikungunya tetaplah tinggi.
Kalau ada kejadian baru bingung fogging, dll.
Padahal perlu
diketahui, fogging hanya membunuh
nyamuk dewasa. Sedangkan jentik2 nyamuk, calon nyamuk dewasa tetap
hidup bebas dikamar mandi. Seperti pengalaman PKL kami kemarin di Kepanjen,
Malang, ada satu RT yang terkena demam chikungunya, dan satu RT kena semua
tanpa terkecuali, baik anak-anak maupun dewasa. Dan mereka baru bingung setelah
terjangkit chikungunya. Nasi sudah terlanjur jadi bubur. Sudah terkena baru
bingung. Semoga hal tersebut dapat memberikan pelajaran, sehingga kita tidak
seperti mereka. Jadi,
kunci utama pencegahan Demam Berdarah dan Chikungunya adalah 3M.
3M
versi Baru
3M pemerintah lalu
dikembangkan menjadi 3M Plus. Yaitu dengan melakukan beberapa plus seperti
memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan
repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan
kondisi setempat.
Terkait adanya konferensi
perubahan iklim di Bali, tampaknya 3M perlu diubah. Karena salah satu M nya
adalah menimbun barang-barang yang dapat menyebabkan air tergenang seperti
kaleng bekas, plastik, dll. Dan ini merupakan pencemaran lingkungan yang nyata.
Karena barang-barang tersebut (plastik, dll) sulit terurai oleh tanah. Dan akan
terurai setelah berpuluh-puluh tahun kemudian. Dan sudah sepatutnya pemerintah
mulai merubah M yang ketiga (mengubur), menjadi mendaur ulang atau bisa juga
dengan merombeng (menjual) barang-barang bekas.
Jadi 3M adalah :
- Menguras bak air 2 kali seminggu
- Menutup tempat penampungan air
- Menjual barang-barang bekas
Sedangkan Plusnya, bisa kita tambahi dengan
memasang perangkap nyamuk.
Pencegahan di lakukan dengan menghindari gigitan nyamuk
di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang
hari. Hal tersebut dapat di laksanakan dengan menghindari berada di
lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada
penderita DBDnya. Bila memang sangat perlu untuk berada
di tempat tersebut kenakan pakaian yang lebih tertutup, celana
panjang dan kemeja lengan panjang misalnya : gunakan cairan / krim anti nyamuk
(Mosquito Repellant) yang banyak di toko-toko.
Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat di beli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah.
Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat di beli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah.
Pencegahan massal dilingkungan setempat dengan bekerja
sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat di lakukan dengan
pembersihan sarang nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan
Aedes Aegypty dengan abatisasi.
Cara menghindari tertular demam berdarah yaitu :
1.
Mempertinggi Daya Tahan Tubuh.
2.
Memperbaiki lingkungan nyamuk Aedes Aegipty.
Cara menghindari ancaman
gigitan nyamuk Aedes Aegipty yaitu :
1.
Putuskan rantai penularan nyamuk dengan
membunuh nyamuk dewasa dan membasmi jentik yang akan berkembang menjadi nyamuk
dewasa.
2.
Nyamuk dewasa dapat di bunuh
dengan cara pengasapan atau fogging.
3.
Jentik nyamuk dibasmi
dengan cara menutup wadah atau tempat yang memungkinkan
nyamuk berkembang biak, menguras kemudian menaburkan bubuk abate
pada tempat penampungan air, memasukkan ikan pada kolam, atau
mengubur barang bekas.
4.
Bersihkan luar dan dalam rumah dan jangan
biarkan banyak baju bergantungan.
Hal-hal penting sehubungan
dengan demam berdarah dengue :
1.
Kasus demam berdarah selalu ada, tetapi pada
bulan-bulan tertentu dapat melonjak dan berhubungan dengan musim.
2.
Seorang dapat saja terkena demam berdarah
lebih dari 1 kali. Pasien yang terkena demam berdarah yang kedua kali umumnya
lebih berat dari yang pertama.
3.
Jus jambu yang menurut sebagian orang
berkasiat untuk menyembuhkan demam berdarah dengue, sebenarnya tidak
benar. Cairan yang ada didalam jus jambu seperti cairan yang lain dapat
bermanfaat untuk mencegah kekurangan cairan.
Hal-hal yang harus
dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah,
sebagai berikut:
1. Melakukan
kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, olahraga rutin, dan istirahat
yang cukup.
2. Memasuki
masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan
3M, yaitu Menguras bak mandi, Menutup wadah yang dapat menampung air, dan
Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan
jentik-jentik nyamuk.
3. Fogging
atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan
mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai
perkembangbiakan nyamuk.
4. Segera
berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau
panas tinggi.
Pengasapan atau fogging bermanfaat
membunuh nyamuk Aedes dewasa untuk mencegah penyebaran demam
berdarah.
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi
penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah
adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor
nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
§
Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan
mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan
air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat
minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air,
mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan
perbaikan desain rumah.
§
Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat
dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
§
Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa,
sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat
membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif
di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak
lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh
dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu,
segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum
berkembang menjadi semakin parah.
2.9.3 Malaria
Cara Pencegahan Penyakit malaria.
Sebagai
referensi saya membagi 3 cara pencegahan efektif penyakit malaria ini
:
§
Menghindari gigitan nyamuk, Tidur memakai
kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat
kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di
luar rumah pada malam hari.
§
Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat
ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai
2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.
§
Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan
air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan.
§
Menebar kan pemakan jentik, Menekan kepadatan
nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila
merah, gupi
1. Membrantas
sarang nyamuk dengan cara :
a. Mengalirkan
air yang tergenang
b. Membersihkan
semak belukar disekitar rumah.
c. Membersihkan
& merawat tambak-tambak ikan & udang
d. Melipat
kain yang bergantungan.
2. Mencegah
gigitan nyamuk dengan cara :
a. Tidur
dengan menggunakan kelambu
b. Menggunakan
obat nyamuk bakar
c. Menyemprot
kamar dengan obat nyamuk semprot
d. Tidak
berada di luar rumah ketika hari gelap.
2.10 Diagnosis
2.10.1 Cikungunya
Dapat dilakukan dengan :
a. Uji hambatab
aglutinasi (HI)
b. Uji antibodi
netralisasi
c. IgM capture ELISA
2.10.2 DBD
Metode pemeriksaan
laboratorium untuk mendeteksi antibodi dan partikel virus dengue yang dapat
dilakukan yaitu :
a. Uji serologi meliputi
uji hambatan hemaglutinasi, uji fiksasi komplemen, uji netralisasi, uji IgM
untuk mendeteksi kasus infeksi baru dan ELISA.
b. Deteksi antigen viral
dengan metode PCR dan cara flourosensi imunoglobulin.
C. Isolasi dan
identifikasi virus dengan cara pembiakan virus pada bayi mencit, kultur sel
mamalia, kultur sel nyamuk C6/36 yang berasal dari Aedes albopictus dan inokulasi langsung pada nyamuk.
2.10.3 Malaria
Ditemukannya parasit
parasit dalam darah yang dipulas dengan Giemsa.
2.11 Pengobatan
2.11.1 Cikungunya
Pengobatan dilakukan
adalah terapi suportif untuk mengatasi gejala demam dan rasa sakit. Biasanya
diberikan parasetamol, obat antiinflamasi nonsteroid dan kloroquin fosfat (250
mg/hari). Dianjurkan untuk banyak minum air putih. Bila terasa sakit dan ngilu
pada sendi diupayakan agar tetap dilatih berjalan untuk mencegah persendian
menjadi kaku.
2.11.2 DBD
Obat
yang mengandung acetaminofen, misalnya tilenol, sangat disarankan bagi
penderita demam berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Sampai
saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Banyak orang
yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.
Tindakan
pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu
parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk
mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung
acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam
serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti
ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko
pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan
sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus
dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat
pendarahan yang terjadi.
Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah
terkena gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue
kepada orang lain yang sehat.
2.11.3 Malaria
1. Kina : Untuk malaria berat, kejangnya cepat.
Cara
pemberian
Parenteral bila timbul koma, kejang muntah,
diare.
a. Infus 500 – 1000 mg Kina dihidrolisiskan
dalam 500 ml larutan garam fisiologis & glukosa / plasma / de x tron.
Lama
pemberian = 1 – 2
jam 24 jam dapat
diulang sampai dosis ma x KINA 2000 mg.
b. I . V 200 – 500 mg KINA dalam 20 ml
larutan garam Fisiologis dan glukosa, tidak boleh cepat dari 10 menit( Karena
bias menimbulkan penurunan tekanan darah yang mendadak peredaran aritma
jantung.
c. I . M
Larutan obat streil & PH = 7
Alat
suntik harus steril, dibagian gluteal 6-75 cm di bawah pertengahan Krista
iliaka.
Jumlah
Tronbosit lebih dari 20.000/mm3 untuk menghindarkan hematoma.
Dosis
perkali max = 1000 mg dengan dosis total 2000 mg / 24 jam.
Pasien
syok, jangan digunakan KINA I.M ( karena adanya gangguan absorbsi obat )
Contoh : Pada pasien yang berat, Metab. KINA
lambat karena ada gangguan fungsi hati maka KINA diberikan 10 mg / kg BD dengan
interval optimum 12 jam dinaikkan 20 – 30 mg / kg BB
bila perlu ( Mencegah keracunan )
2. Klorokuin : Memberi hasil seba
KINA pada plas. Palafarum yang sensitive.
a. Infus sama dengan KINA, tetesan lambat.
b. I . V Dosis
perkali dws 200 – 300 mg basa dl. Lar 4-5 %
c. I . M Paling
disukai,karena tidak meyebabkan nekrosis, toleransi baiik, onseynya 5m dengan I
. V.
Dosis
setiap kali dewasa 300 – 400 mg basa ( 10 ml lar. 5 % ) dapat diulang sampai
maximal 200 mg basa / 24 jam.
Contoh : Pemberian secara parenteral harus dig anti peroral bila
keempat pasien baik & biasa menelan obat
2.12 Epidemiologi
2.12.1 Cikungunya
Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit
ini berasal dari daratan Afrika dan
mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.
2.12.2 DBD
Demam berdarah diyakini merupakan salah satu penyakit
yang sudah ada lama di dunia. Jejak rekam mengenai penyakit dengan gejala
yang serupa telah ditemukan di ensiklopedia medis dari Cina tertanggal tahun
992. Seiiring dengan perkembangan global di bidang pelayaran dan industri
pengiriman barang melalui laut di abad ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan
bertambah dengan pesat dan menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi
pertumbuhan nyamuk vektor bagi penyakit demam berdarah. Nyamuk dan virus yang
berperan dalam penyakit ini terus menyebar ke berbagai daerah baru dan telah
menyebabkan banyak epidemi di seluruh dunia. Salah satu epidemi demam
berdarah yang paling pertama terjadi di daerah Asia Tenggara.
Laporan resmi pertama mengenai pasien yang terjangkit
penyakit serupa demam berdarah terjadi pada tahun 1779.
Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue
membuat demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian
sangat serius secara global
2.12.3 Malaria
Malaria masih merupakan penyakit “rakyat” nomor satu
di Indonesia, tersebar luas di seluruh kepulauan Indonesia Menurut perkiraan
kasar dr Leimena (tahun 1958) jumlah penderita malaria ada sebesar 30.000.000
setahun. Kematiannya sebesar 12.000 setahun.
Walaupun malaria angka kematiannya rendah tapi angka
morbidinnya tinggi yang dapat menyebabkan:
- Daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah
diserang penyakit lain.
- Daya kerja menurun sehingga menurunkan
kemampuan produksi bahan-bahan baik untuk konsumsi maupun untuk export.
- Karena banyak yang sakit, negara akan banyak
kehilangan jam kerja.
- Menghambat lancarnya kepariwisataan karena
adanya malaria di suatu obyek wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Radji, Maksum. 2010.
Imunologi dan Virologi. PT.ISFI Penerbitan : Jakarta
Dr.Sandjaja,
Bernandus.2007. Protozoologi Kedokteran. Prestasi Pustaka : Jakarta
Haryanto.
1999. Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis dan penanganan. EGC
: Jakarta
Noer,
Sjaifulloh. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta
Prof.dr. Ganda Husada, Srisasi, dkk. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga.
FKUI : Jakarta
Syahrurachman, dkk. Buku
Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. BINARUPA AKSARA : Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR
1.1 Cikungunya
1.2 DBD
Virus
dengue penyebab penyakit demam berdarah
Nyamuk Aedes
aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah.
1.3 Malaria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar