Laboratorium Darah
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
||
Eritrosit (sel darah merah)
|
juta/µl
|
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L) |
||
Hemoglobin (Hb)
|
g/dL
|
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L) |
||
Hematokrit
|
%
|
40 – 50 (P)
45 – 55 (L) |
||
Hitung Jenis
|
||||
Basofil
|
%
|
0,0 – 1,0
|
||
Eosinofil
|
%
|
1,0 – 3,0
|
||
Batang1
|
%
|
2,0 – 6,0
|
||
Segmen1
|
%
|
50,0 – 70,0
|
||
Limfosit
|
%
|
20,0 – 40,0
|
||
Monosit
|
%
|
2,0 – 8,0
|
||
Laju endap darah (LED)
|
mm/jam
|
< 15 (P)
< 10 (L) |
||
Leukosit (sel darah putih)
|
103/µl
|
5,0 – 10,0
|
||
MCH/HER
|
pg
|
27 – 31
|
||
MCHC/KHER
|
g/dL
|
32 – 36
|
||
MCV/VER
|
fl
|
80 – 96
|
||
Trombosit
|
103/µl
|
150 – 400
|
||
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen |
||||
Fungsi Hati (LFT)
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
ALT (SGPT)
|
U/L
|
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
|
AST (SGOT)
|
U/L
|
< 21 (P)
< 25 (L)
< 37 U/I (IFCC)
|
Alkalin fosfatase
|
U/L
|
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
|
GGT (Gamma GT)
|
U/L
|
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
|
Bilirubin total
|
mg/dL
|
0,25 – 1,0
|
Bilirubin langsung
|
mg/dL
|
0,0 – 0,25
|
Protein total
|
g/L
|
61 – 82
|
Albumin
|
g/L
|
37 – 52
|
Fungsi Ginjal
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kreatinin Darah
|
U/L
|
60 – 150 (P)
70 – 160 (L) |
Urea
|
mg/dL
|
8 – 25
|
Natrium
|
mmol/L
|
135 – 145
|
Klorida
|
mmol/L
|
94 – 111
|
Kalium
|
mmol/L
|
3,5 – 5,0
|
Profil Lipid
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kolesterol total
|
mg/dL
|
150 – 200
|
HDL
LDL
|
mg/dL
mg/dL
|
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
|
Trigliserid
|
mg/dL
|
120 – 190
|
Lain-lain
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Glukosa (darah, puasa)
|
mg/dL
|
70 – 100
|
Amilase
|
U/L
|
30 – 130
|
Asam Urat
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M
Anti HCV
|
mg/dL
-
-
|
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)
|
Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)
Glucose : Negatif
Billirubin :
Negatif
Keton : <
5 mg/dl
Berat Jenis
: 1,001-1,035
pH : 4,6 –
8,0
Protein : < 30
mg/dl
Urobilinogen :
< 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit ;
< 5 LPB
Eritrosit ; < 5
LPB
Silinder, Kristal dan
Bakteri ; Negatif
HITUNG DARAH LENGKAP
Hitung Darah Lengkap
Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang
paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC).
Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah
(misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah
dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang
sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap
laboratorium mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes
laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal.
Laporan hasil sering
sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti
jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77
dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang
juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke
seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur
melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah;
Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut
oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang
mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di
dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan
upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht
yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup
oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa
lelah dan terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb)
Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0
– 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau
mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV
yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal.
Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV
yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak
berbahaya.
MCV yang besar
menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan
berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini
dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan
hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel
darah merah total.
Trombosit atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi membantu
menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit
kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif
kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi
keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada
kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut
juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih
(white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit
tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan
infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi baru
lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut
leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan
infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa
jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita
lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti
gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat
menyebabkan neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama
limfosit:
Sel-B untuk membuat
antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan
membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu
jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah
limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.
Hitung darah lengkap biasanya
tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil
hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua
tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8
persen. Sel ini melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem
kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam
darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah
monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen
leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang
kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah
meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini
menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi
jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari
1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah
putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk
persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan
dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770,
limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 =2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium, adalah bagian utama dari
tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan
baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium
dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes
kalsium (lihat albumin di bawah).
Hasil tes kalsium yang
rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat
kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal
bisa jadi karena masalah pencernaan.
Fosfor, seperti juga kalsium,
merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini
paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah
gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan
keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita
mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan
baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium
yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah
(akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa
terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa
organ tubuh utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium dapat
meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena
natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan system
dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman
darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik
yang tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes dasar untuk fungsi
ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut sebagai urea) dan
kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak normal juga dapat
disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat
nitrogen darah.
Nitrogen adalah hasil buangan
yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang
tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal
ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan
dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi ginjal.
Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai
baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes laboratorium yang
disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat
enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang
membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim
yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat,
alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim
ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu
dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT
AST, sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah
dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam protease inhibitor) dapat
meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan
pada aliran air empedu atau kehancuran tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl=
batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( <
40 mg/dl =rendah, > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl=
mendekati optimal, 130-159 mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi,
200-499 mg/dl= Tinggi, >=500 mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3
= Low Risk, 3-6 = Normal, >6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk akibat
penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya
dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum.
Jumlahnyayang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker
getah bening )
Albumin adalah
protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel,
memberi gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang
rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut begitu
banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat mempengaruhi hasil
tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai
imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi.
Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam
tabung darah.
LED yang tinggi
menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka
lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun
lebih cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko
lebih tinggi terhadap serangan jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar