Selasa, 20 Desember 2011

menanti tak jua pasti

bait-bait serentak terdengar,
bersayup laksana nada asmara membara.
Sejenak kegelisahanku terobati dan larut oleh hening yang gagu.
Cahaya lentera yang kelelahan masih memantul,
kesiur angin mengecup tirai,
kuusap kaca jendela yang lembab karena embun,
Langit disaput mendung,
meninggalkan bara yang berbiak tak beraturan..
kemana kini harus kubawa langka
jika jalan didepanku luruh dalam gelap
meninggalkanku dibatas sketsa cinta yang buram,
namun rintik hujan tiada jua turun,
perasaanku bertempur dalam hati,
segugus asa dan harapan kini mengendap dalam palung terdalam.
Hatikupun kian hampa… dia telah jauh pergi,
semburat lembayung hadir didepan mata membias tanpa aturan yang tak juga mampu menentramkan hati,
seolah mencerminkan satu memori kisah yang telah berlalu.
Hatiku merenung… sebuah nuansa alam yang membuat jasadku terpaku,
tergenang dalam bauran sukar untuk dimengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar